A. Pengertian dan Tujuan Metode Inkuiri
Inquiri berasal dari bahasa inggris ”inquiry”, yang secara harafiah
berarti penyelidikan. Piaget, dalam (E. Mulyasa, 2007 : 108) mengemukakan bahwa
metode inkuiri merupakan metode yang mempersiapkan peserta didik pada situasi
untuk melakukan eksperimen sendiri secara luas agar melihat apa yang terjadi,
ingin melakukan sesuatu, mengajukan pertanyaan-pertanyaan, dan mencari
jawabannya sendiri, serta menghubungkan penemuan yang satu dengan penemuan yang
lain, membandingkan apa yang ditemukannya dengan yang ditemukan peserta didik
lain. Model pembelajaran ini dikembangkan oleh seorang tokoh yang bernama
Suchman. Suchman meyakini bahwa anak-anak merupakan individu yang penuh rasa
ingin tahu akan segala sesuatu. Oleh karena itu, prosedur ilmiah dapat
diajarkan secara langsung kepada mereka.
Metode inkuri adalah sebuah metode pembelajaran yang termasuk dalam model
pembelajaran pemrosesan informasi. Menurut B. Joyce and M. Weil (1996 : 187),
metode inkuiri adalah sebuah model yang intinya melibatkan siswa ke dalam
masalah asli dan menghadapkan mereka dengan sebuah penyeledikan, membantu
mereka mengidentifikasi konseptual atau metode pemecahan masalah yang terdapat
dalam penyelidikan, dan mengarahkan siswa untuk mencari jalan keluar dari
masalah tersebut.
Wina Sanjaya (2008 :196) mendefinisikan :
Metode inkuiri adalah rangkaian kegiatan pembelajaran yang menekankan pada
proses berpikir secara kritis dan analitis untuk mencari dan menemukan sendiri
jawaban dari suatu masalah yang dipertanyakan. Proses berpikir itu sendiri
biasanya dilakukan melalui tanya jawab anatara guru dan siswa.
Sund and
Trowbridge (1973; E. Mulyasa, 2007 : 109) mengemukakan ada tiga macam metode
inquiry sebagai berikut :
a. Inquiry terpimpin (guide
inquiry), peserta didik memperoleh pedoman sesuai dengan yang dibutuhkan.
Pedoman-pedoman tersebut biasanya berupa pertanyaan-pertanyaan yang membimbing.
Pendekatan ini digunakan terutama bagi peserta didik yang belum berpengalaman,
guru memberikan bimbingan dan pengarahan yang cukup luas. Dalam pelaksanaannya
sebagian besar perencaan dibuat guru dan peserta didik tidak merumuskan
permasalahan.
b. Inquiry bebas (free
inquiry), pada metode ini peserta didik melakukan penelitian sendiri
bagaikan seorang ilmuwan. Peserta didik harus dapat mengidentifikasikan dan
merumuskan berbagai topik permasalahan yang hendak diselidiki.
c. Inquiry bebas yang
dimodifikasi (modified free inquiry) pada metode ini guru memberikan
permasalahan atau problem dan kemudian peserta didik diminta untuk memecahkan
permasalahan tersebut melalui pengamatan, eksplorasi, dan prosedur penelitian.
Metode
inkuiri adalah sebuah model pembelajaran yang mampu menciptakan peserta didik
yang cerdas dan berwawasan. Dengan metode ini peserta didik dilatih untuk
selalu berpikir kritis karena membiasakan peserta didik memecahkan suatu
masalah sendiri. Model ini bertujuan untuk melatih kemampuan peserta didik
dalam meneliti, menjelaskan fenomena, dan memecahkan masalah secara ilmiah.
Dalam proses inkuiri guru dalam hal ini hanya bertindak sebagai fasilitator,
nara sumber dan penyuluh kelompok. Para peserta didik didorong untuk mencari
pengetahuan sendiri, bukan dijejali dengan pengetahuan.
Tujuan utama
pembelajaran melalui metode inkuiri adalah menolong siswa untuk dapat
mengembangkan disiplin intelektual dan keterampilan berpikir dengan memberikan
pertanyaan-pertanyaan dan mendapatkan jawaban atas dasar rasa ingin tahu
mereka.
Menurut Wina Sanjaya (2007 : 196 – 197) mengemukakan bahwa ada beberapa hal
yang menjadi ciri utama dari metode inkuiri, yaitu :
1. Metode inkuiri menekankan kepada aktivitas siswa secara maksimal untuk
mencari dan menemukan, artinya metode inkuiri menempatkan siswa sebagai subjek
belajar. Dalam proses pembelajaran, siswa tidak hanya berperan sebagai penerima
pelajaran melalui penjelasan guru secara verbal, tetapi mereka berperan untuk
menemukan sendiri inti dari materi pembelajaran itu sendiri.
2. Seluruh aktivitas yang dilakukan siswa diarahkan untuk mencari dan
menemukan jawaban sendiri dari sesuatu yang dipertanyakan, sehingga diharapkan
dapat menumbuhkan sikap percaya diri (self belief). Guru bukan sebagai
sumber belajar, tetapi sebagai fasilitator dan motivator belajar siswa. Guru
dituntut untuk memiliki kemampuan menggunakan teknik bertanya, karena dalam
proses pembelajaran dilakukan melalui proses tanya jawab antara guru dan siswa.
3. Tujuan dari penggunaan metode inkuiri adalah mengembangkan kemampuan
berpikir secara sistematis, logis dan kritis atau mengembangkan kemampuan
intelektual sebagai bagian dari proses mental. Dengan demikian, dalam
pembelajaran inkuiri siswa tidak hanya dituntut agar menguasai materi
pelajaran, akan tetapi bagaimana mereka dapat menggunakan potensi yang
dimilikinya.
B. Prinsip-prinsip Penggunaan Inkuiri
Metode inkuiri adalah metode yang menekankan kepada pengembangan
intelektual anak. Dalam menggunakan metode inkuiri, ada beberapa prinsip yang
perlu diperhatikan oleh setiap guru, agar metode ini benar-benar mencapai suatu
keberhasilan dalam proses pembelajaran.
Menurut Wina Sanjaya (2007 : 199 – 201) ada beberapa prinsip yang harus
diperhatikan seorang guru dalam menggunakan metode inkuiri yaitu :
a. Berorientasi pada pengembangan intelektual
Maksudnya adalah dalam model pembelajaran ini selain berorientasi kepada
hasil belajar juga berorientasi pada proses belajar. Karena itu kriteria
keberhasilan dari proses pembelajaran dengan menggunakan model inkuiri bukan
ditentukan oleh sejauh mana siswa dapat menguasai materi pelajaran, akan tetapi
sejauhmana siswa beraktivitas mencari dan menemukan sesuatu.
b. Prinsip interaksi
Proses pembelajaran pada dasarnya adalah proses interaksi, baik interaksi
antara siswa maupun interaksi siswa dengan guru, bahkan interaksi antara siswa
dengan lingkungan. Pembelajaran sebagai proses interaksi berarti menempatkan
guru bukan sebagai sumber belajar, tetapi sebagai pengatur lingkungan atau
pengatur interaksi itu sendiri. Guru perlu mengarahkan (directing) agar
siswa bisa mengembangkan kemampuan berpikirnya melalui interaksi mereka.
c. Prinsip bertanya
Peran guru yang harus dilakukan dalam mengembangkan model inkuiri adalah
guru sebagai penanya. Sebab, kemampuan siswa untuk mejawab setiap pertanyaan
pada dasarnya sudah merupakan sebagian dari proses berpikir. Oleh sebab itu,
kemampuan guru untuk bertanya dalam setiap langkah inkuiri sangat diperlukan.
Berbagai jenis dan tehnik bertanya perlu dikuasai oleh setiap guru, apakah itu
bertanya hanya sekadar untuk meminta perhatian siswa, bertanya untuk melacak,
bertanya untuk mengembangkan kemampuan atau bertanya untuk menguji.
d. Prinsip belajar
untuk berpikir
Belajar bukan
hanya mengingat sejumlah fakta, akan tetapi belajar adalah proses berpikir (learning
how to think), yakni proses mengembangkan potensi seluruh otak, baik otak
kiri maupun otak kanan, baik otak reptil, otak limbik, maupun otak neokortek.
Pembelajaran berpikir adalah pemanfaatan dan penggunaan otak secara maksimal.
e. Prinsip
keterbukaan
Dalam pembelajaran siswa perlu diberikan kebebasan untuk mencoba sesuai
dengan perkembangan kemampuan logika dan nalarnya. Pembelajaran yang bermakna
adalah pembelajaran yang menyediakan berbagai kemungkinan sebagai hipotesis
yang harus dibuktikan kebenarannya. Tugas guru adalah menyediakan ruang untuk
memberikan kesempatan kepada siswa mengembangkan hipotesis dan secara terbuka
membuktikan kebearan hipotesis yang diajukannya.
Metode inkuiri merupakan metode penyelidikan yang melibatkan proses mental
dengan kegiatan-kegiatan sebagai berikut (E. Mulyasa, 2007 109) :
1. Mengajukan pertanyaan-pertanyaan tentang fenomena alam
2. Merumuskan masalah yang ditemukan
3. merumuskan hipotesis
4. merancang dan melakukan eksperimen
5. mengumpulkan dan menganalisis data
6. menarik kesimpulan mengembangkan sikap ilmiah, yakni: objektif, jujur,
hasrat ingin tahu, terbuka, berkemauan, dan tanggung jawab.
Prinsip-prinsip penggunaan metode inkuri tersebut harus dipatuhi dan
dilaksanakan oleh seorang guru, agar dalam proses pembelajaran dengan metode
inkuiri dalam berjalan dengan baik dan bisa mendapatkan hasil yang memuaskan
yaitu menciptakan suatu pembelajaran yang menyenangkan dan berorientasi pada
penciptaan siswa yang mampu berpikir kritis dan ilmiah.
C. Prosedur Model Pembelajaran Inkuiri
Secara umum
proses pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran inkuiri dapat
mengkuti langkah-langkah sebagai berikut (Wina Sanjaya, 2007 : 201 – 205) :
1. Orientasi
Langkah orientasi adalah langkah untuk membina suasana atau iklim
pembelajaran yang responsif. Pada langkah ini guru mengondisikan agar siswa
siap melaksanakan proses pembelajaran, guru merangsang dan mengajak siswa untuk
berpikir memecahkan masalah. Langkah orientasi merupakan langkah yang penting,
keberhasilan model ini sangat tergantung pada kemauan siswa untuk beraktivitas
menggunakan kemampuannya dalam memecahkan masalah. Beberapa hal yang dapat
dilakukan dalam tahapan orientasi adalah :
· Menjelaskan topik, tujuan dan hasil belajar yang
diharapkan dapat dicapai oleh siswa
· Menjelaskan pokok-pokok kegiatan yang harus
dilakukan oleh siswa untuk mencapai tujuan.
· Menjelaskan pentingnya topik dan kegiatan belajar.
2. Merumuskan
masalah
Merumuskan masalah merupakan langkah membawa siswa pada suatu persoalan
yang mengandung teka-teki. Persoalan yang disajikan adalah persoalan yang
menantang siswa untuk berpikir memecahkan teka-teki itu. Teka-teki yang menjadi
masalah dalam berinkuiri adalah teka-teki yang mengandung konsep yang jelas
yang harus dicari dan ditemukan. Beberapa hal yang harus diperhatikan dalam
merumuskan masalah, diantaranya :
· Masalah hendaknya dirumuskan sendiri oleh siswa.
Guru hanya memberikan topik yang akan dipelajari, sedangkan bagaimana rumusan
masalah yang sesuai dengan topik yang telah ditentukan sebaiknya diserahkan
kepada siswa.
· Masalah yang dikaji adalah masalah yang mengandung
teka-teki yang jawabannya pasti. Artinya, guru perlu mendorong agar siswa dapat
merumuskan masalah yang menurut guru jawaban sebenarnya sudah ada, tinggal
siswa mencari dan mendapatkan jawabannya secara pasti.
· Konsep-konsep dalam masalah adalah konsep-konsep
yang sudah diketahui terlebih dahulu oleh siswa. Artinya, sebelum masalah itu
dikaji lebih jauh melalui proses inkuiri, guru perlu yakin terlebih dahulu
bahwa siswa sudah memiliki pemahaman tentang konsep-konsep yang ada dalam
rumusan masalah.
3. Merumuskan
hipotesis
Hipotesis adalah jawaban sementara dari suatu permasalahan yang sedang
dikaji. Sebagai jawaban sementara hipotesis perlu diuji kebenarannya. Salah
satu cara guru untuk mengembangkan kemampuan menebak (berhipotesis) pada setiap
anak adalah dengan mengajukan berbagai pertanyaan yang dapat mendorong siswa
untuk dapat merumuskan jawaban sementara atau dapat merumuskan berbagai
perkiraan kemungkinan jawaban dari suatu permasalahan yang dikaji.
4. Mengumpulkan
data
Mengumpulkan data adalah aktivitas menjaring informasi yang dibutuhkan
untuk menguji hipotesis yang diajukan. Dalam model pembelajaran ini
mengumpulkan data merupakan proses mental yang sangat penting dalam
pengembangan intelektual. Tugas dan peran guru dalam tahapan ini adalah
mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang dapat mendorong siswa untuk berpikir
mencari informasi yang dibutuhkan.
5. Menguji hipotesis
Menguji hipotesis adalah proses menentukan jawaban yang dianggap diterima
sesuai dengan data atau informasi yang diperoleh berdasarkan pengumpulan data.
Yang terpenting dalam menguji hipotesis adalah mencari tingkat keyakinan siswa
atas jawaban yag diberikan. Menguji hipotesis berarti mengembangkan kemampuan
berpikir rasional. Artinya, kebenaran jawaban yang diberikan bukan hanya
berdasarkan argumentasi, akan tetapi harus didukung oleh data yang ditemukan
dan dapat dipertanggungjawabkan.
6. Merumuskan
kesimpulan
Merumuskan kesimpulan adalah proses mendeskripsikan temuan yang diperoleh
berdasarkan hasil pengujian hipotesis. Merumuskan kesimpulan merupakan gong-nya
dalam proses pembelajaran. Untuk mencapai kesimpulan yang akurat sebaiknya guru
mampu menunjukkan pada siswa data mana yang relevan.
d. Keunggulan dan Kelemahan Model Pembelajaran Inkuiri
Sebagai suatu model pembelajaran, model pembelajaran inkuiri merupakan
model pembelajaran yang tergolong baru di dunia pendidikan khususnya di
Indonesia. Oleh karena itu model pembelajaran inkuiri memiliki beberapa
keunggulan dan juga memiliki kelamahan. Seorang guru yang ingin menggunakan
model pembelajaran inkuiri harus mengetahui dengan jelas keunggulan dan
kelemahan model pembelajaran ini. Model pembelajaran inkuiri merupakan model
pembelajaran yang banyak dianjurkan karena memiliki beberapa keunggulan, antara
lain :
a. Menekankan kepada pengembangan aspek kognitif, afektif, dan psikomotor
secara seimbang, sehingga pembelajaran melalui model ini dianggap lebih
bermakna.
b. Memberikan ruang kepada siswa untuk belajar sesuai dengan belajar mereka
c. Merupakan model
yang dianggap sesuai dengan perkembangan psikologi belajar modern yang
menganggap belajar adalah proses perubahan tingkah laku berkat adanya
pengalaman.
d. Dapat melayani kebutuhan siswa yang memiliki kemampuan di atas rata-rata.
Artinya, siswa yang memiliki kemampuan belajar bagus tidak akan terhambat oleh
siswa yang lemah dalam belajar.
Di samping, memiliki keunggulan, model pembelajaran inkuiri mempunyai kelemahan,
antara lain :
a. Jika menggunaka model pembelajaran ini, maka akan sulit mengontrol kegiatan
dan keberhasilan siswa.
b. Strategi ini sulit dalam merencanakan pembelajaran oleh karena terbentur
dengan kebiasaan siswa dalam belajar
c. Kadang-kadang dalam mengimplementasikannya, memerlukan waktu yang panjang
sehingga sering guru sulit menyesuaikannya dengan waktu yang telah ditentukan.
d. Selama kriteria keberhasilan belajar ditentukan oleh kemampuan siswa
menguasai materi pelajaran, maka model pembelajaran ini sulit diimplementasikan
oleh setiap guru
Tidak ada komentar:
Posting Komentar