Kamis, 08 Maret 2012
Hakekat Dasar dan Tujuan Pendidikan
HAKEKAT DASAR DAN TUJUAN PENDIDIKAN
a. Makna dasar-dasar pendidikan
Pendidikan adalah upaya mengembangkan potensi-potensi manusiawi peserta didik baik potensi fisik, cipta, rasa, dan karsa, agar potensi itu menjadi nyata dan dapat berfungsi dalam perjalanan hidupnya. Dasar pendidikan adalah cita-cita kemanusiaan universal. Pendidikan bertujuan menyiapkan pribadi dalam keseimbangan, kesatuan organis, harmonis, dan dinamis. Guna mencapai tujuan hidup kemanusiaan. Yang sudah barang tentu dalam menjalankan kelanjutan pendidikan tersebut harus ada alat sebagai pegangan yang salah satunya adalah adanya kurikulum.
Dalam hal ini Nana Syaodih Sukmadinata (1997) mengemukakan 4 landasan utama dalam pengembangan kurikulum pendidikan yaitu :
1. Filosofis
Filsafat memegang peranan penting dalam pengembangan kurikulum. Sama halnya seperti dalam filsafat pendidikan, kita dikenalkan pada berbagai aliran filsafat seperti:
a. Perenialisme
Perenialisme merupakan suatu aliran filsafat pendidikan yang lahir pada abad ke 20 yang muncul sebagai reaksi dari aliran filsafat progresivisme. Aliran Perenialisme menentang pandangan progresivisme yang menekankan pada perubahan dan sesuatu yang baru. Aliran Perenialisme berpandangan bahwa :
Pada dasarnya manausia itu sama
Manusia itu bebas dan tidak terdeteminasikan
Pendidikan bertugas untuk menyelaraskan manusia dengan tuntutan kebenaran yang bersifat tetap
Pendidikan bukanlah tiruan hidup tetapi suatu persiapan untuk hidup
Peserta didik pelu di didik untuk mengenal hal-hal yang besifat tetap
Pendidikan harus memperkenalkan siswa dengan cita-cita dan keperihatinan umat manusia
b. Essensialisme
Essensialisme merupakan adalah suatu filsafat dalam aliran pendidikan konservatif yang pada mulanya dirumuskan sebagai sutau kritik pada trend-trend progresif disekolah-sekolah. Mereka berpendapat bahwa pergerakan progresif telah merusak standar-standar intekelektual dan moral diantara kaum muda. Aliran filsafat pendidikan secara umum berpandangan bahwa :
Kegiatan belajar pada dasarnya menuntut kerja keras dan latihan yang kadang membosankan
Inisiatif pokok pada pendidikan tidak terletak pada murid tapi pada guru
Inti proses pendidikan adalah dikuasainya bahan yang sudah ditetapkan
Sekolah mesti memepertahankan metode tradisional yang menekankan disiplin mental.
c. Progresivisme, dan
Progresivisme berpendapat tidak ada teori realita yang umum. Pengalaman menurut progresivisme bersifat dinamis dan temporal, menyala tidak pernah sampai pada yang paling ekstrim, serta pluralistis. Progresivisme berpandangan bahwa :
Pendidikan harus lebih aktif dan berkaitan dengan minat anak.
Belajar melalui pemecahan masalah menggantikan cara belajar yang menekankan penerimaan bahan jadi.
Pendidikan mesti merupakan hidup sendiri dan bukan hanya suatu persiapan untuk hidup.
Peranan guru lebih sebagai pendamping dan penasehat daripada sebagai penentu pokok.
Sekolah mesti mendorong adanya kerjasama di antara murid-murid dan bukan persaingan.
Hanya demokrasi memungkinkan dan mendorong adanya percaturan bebas gagasan dan macam-macam pribadi yang merupakan syarat penting untuk pertumbuhan penting.
d. Rekonstruksionalisme.
Rekonstruksionalisme merupakan elaborasi lanjut dari aliran progresivisme. Pada rekonstruksionalisme, peradaban manusia masa depan sangat ditekankan. Disamping menekankan tentang perbedaan individual seperti pada progresivisme, rekonstruksionalisme lebih jauh menekankan tentang pemecahan masalah, berfikir kritis, dan sejenisnya. Rekonstruksionalisme berpandangan bahwa :
Tujuan pokok pendidikan adalah untuk mengsahakan program pembaruan sosial yang sungguh dipikirkan sebelumnya
Program pembaruan sosial perlu segera dilakukan
Masyarakat baru yang mau dibangun adalah masyarakat yang sungguh-sungguh demokratis
Guru mesti meyakinkan para muridnya akan pentingnya dan mendesaknya usaha-usaha rekonstruksinisme
2. Psikologis
Nana Syaodih Sukmadinata mengemukakan bahwa minimal terdapat dua bidang psikologi yang mendasari pengembangan kurikulum pendidikan yaitu:
- Psikologi pengembangan
Psikologi pengembanagn merupakan ilmu yang mempelajari tentang prilaku individu berkenaan dengan perkembangannya. Dalam psikologi perkembangan dikaji tentang hakikat perkembangan, pentahapan perkembangan, aspek-aspek perkembangan, tugas-tugas perkembangan individu, serta hal-hal lainnya yang berhubungan dengan perkembangan individu, yang semuanya dapat dijadikan sebagai bahan pertimabangan yang mendasari pengembangan kurikulum pendidikan.
- Psikologi Belajar
Pdikologi belajar merupakan ilmu yang mempelajari prilaku individu dalam konteks belajar. Psikologi belajar mengkaji tentang hakikat belajar dan teori-teori belajar, serta berbagai aspek prilaku individu lainnya dalam belajar.
3. Sosial-budaya, dan
Sistem sosial buadaya adalah tatanan nilai-nilai yang mengatur cara berkehidupan dan berprilaku para warga masyarakat. Nilai-nilai tersebut dapat bersumber dari agama, budaya, politik atau segi-segi kehidupan lainnya.
4. Ilmu Pengetahuan dan Teknologi
Pada awalnya IPTEK yang dimiliki manusia masih relatif sederhana, namun sejak abad pertengahan mengalami perkembangan yang pesat, berbagai penemuan teori-teori baru terus berlangsung hingga saat ini dan dipastikan ke depannya akan terus semakin berkembang, akal manusia telah mampu menjangkau hal-hal yang sebelumnya merupakan sesuatu yang tidak mungkin. Dalam abad pengetahuan sekarang ini, diperlukan masyarakat yang berpengatahuan melalui belajar sepanjang hayat dengan standar mutu yang tinggi. Sifat pengetahuan dan keterampilan yang harus dikuasai masyarakat sangat beragam dan canggih, sehingga diperlukan kurikulum yang disertai dengan kemampuan meta-kognisi dan kompetensi untuk berfikir dan belajar bagaimana belajar (learning to learn) dalam mengakses, memilih dan menilai pengetahuan, serta mengatasi situasi yang ambigu dan antisipatif terhadap ketidak pastian. Perkembangan dalam IPTEK teruatama dalam bidang transfortasi dan komunikasi telah mampu merubah tatanan kehidupan manusia.
b. Makna dan Fungsi Tujuan Pendidikan
Pendidikan mempunyai fungsi untuk mengadakan perubahan sosial antara lain :
1. Melakukan reproduksi budaya
2. Difusi budaya
3. Mengembangkan analisis kultural terhadap kelembagaan-kelembagaan tradisional
4. Melakukan perubahan-perubahan atau modivikasi tingkat ekonomi social tradisional
5. Melakukan perubahan-perubahan yang lebih mendasar terhadap institusi-institusi tradisional yang telah ketinggalan.
Sekolah berfungsi sebagai produksi budaya menempatkan sekolah sebagai pusat penelitian dan pengembangan. Pada masa-masa proses industrialisasai dan modernisasi pendidikan telah mengajarkan nilai-nilai serta kebiasaan-kebiasaab baru, seperti orientasi ekonomi, kemandirian, mekanisme kompetisi sehat, sikap kerja keras, kesadaran akan kehidupan warga kecil, di mana nilai-nilai tersebut semuanya sangat diperlukan bagi pembangunan ekonomi sosial suatu bangsa.
Lembaga-lembaga pendidikan disamping berfungsi sebagai penghasil nilai-nilai budaya baru juga sebagai difusi budaya (cultural diffission). Kebijaksanaan-kebijaksanaan social yang kemudian diambil tentu beradasarkan pada hasil budaya dan difusi budaya. Sekolah-sekolah tersebut bukan hanya menyebarkan penemuan-penemuan dan informasi-informasi baru tetapi juga menanamkan sikap-sikap, nilai-nilai, dan pandangan hidup baru yang semuanya itu dapt memberikan kemudahan-kemudahan serta memberikan dorongan bagi terjadinya perubahan-perubahan social yang berkelanjutan.
Fungsi pendidikan dalam perubahan sosial dalam rangka meningkatkan kemampuan analisis kritis berperan untuk menanamkan keyakinan-keyakinan dan nilai-nilai baru tentang cara berfikir manusia. Pendidikan dalam era abad modern telah berhasil menciptakan generasi baru dengan daya kreasi dan kemampuan berfikir kritis. Sikap tidak mudah menyerah pada situasi yang ada dan diganti dengan sikap yang tanggap terhadap perubahan. Cara-cara berfikir dan sikap-sikap tersebut akan melepaskan diri dari ketergantungan dan kebiasaan berlindung pada orang lain, terutama pada mereka yang berkuasa.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar