Kamis, 08 Maret 2012
Hakekat Belajar dan Pembelajaran
HAKIKAT BELAJAR DAN PEMBELAJARAN
A. HAKIKAT BELAJAR DAN PEMBELAJARAN
Sejak lahir manusia memerlukan dunia luar untuk mengembangkan potensi dan melangsungkan hidupnya. Ia selalu mengadakan interaksi dengan dunia luar. Ia juga selalu belajar, menyesaikan diri dengan dunia luar. Berbagai macam cara ia gunakn dalam kegiatan belajar (menyesuaikan diri dengan dunia luar) itu.
Definisi belajar telah banyak dikemukakan oleh para ahli pendidikan. Namun pada dasarnya belajar merupakan suatu proses mental yang dinyatakan dalam berbagai bentuk prilaku.
Belajar bukan hanya menguasai pengetahuan, tetapi juga untuk mengembangkan kemampuan (intelektual, sosial, fisik-motorik), dan pengembangan segi-segi afektif yaitu sikap, minat, motivasi, nilai-nilai moral dan keagamaan (Sukmadinta, 2004: 251). Mencermati pendapat tersebut, kita dapat menyimpulkan bahwa belajar bukan hanya mentransper ilmu pengetahuan dari guru kepada siswa dalam bentuk hafalan saja, melainkan seluruh potensi pada diri siswa harus dikembangkan, yaitu afektifnya, juga psikomotornya, sehingga diharapkan melalui belajar ini anak/siswa akan menjadi manusia seutuhnya sesuai dengan harapan tujuan pendidikan nasional.
Sementara itu pembelajaran adalah suatu usaha yang sengaja melibatkan dan menggunakan pengetahuan profesional yang dimiliki guru untuk mencapai tujuan kurikulum. Jadi pembelajaran adalah suatu aktivitas yang dengan sengaja untuk memodifikasi berbagai kondisi yang diarahkan untuk tercapainya suatu tujuan yaitu tercapainya tujuan kurikulum.
Pembelajaran atau pengajaran pada dasarnya merupakan kegiatan guru/dosen menciptakan situasi agar siswa/mahasiswa belajar. Tujuan utama dari pembelajaran ini adalah agar siswa/mahasiswa belajar (Sukmadinata, 2004: 149).
Belajar dan mengajar adalah dua hal yang tidak dapat dipisahkan. Siswa dan guru merupakan komponen utama dalam proses belajar mengajar. Dalam pelaksanaan belajar mengajar kedua komponen ini saling berinteraksi. Guru berperan membantu siswa agar belajar secara aktif dan kreatif, sedangkan siswa melakukan dan menerima berbagai konsep atau pengetahuan yang ditransformasikan guru, juga menemukan, dan mengolah informasi tersebut atas bimbingan dari guru.
Peran guru yang lain dalam pembelajaran adalah membuat desain instruksional, menyelenggarakan kegiatan belajar mengajar, atau membelajarkan siswa, mengevaluasi hasil belajar yang berupa dampak pengajaran. Peran siswa adalah bertindak beklajar mencapai hasil belajar, dan menggunakan hasil belajar.
B. TUJUAN BELAJAR DAN PEMBELAJARAN
Belajar adalah peristiwa sehari-hari di sekolah, yang di dalamnya mengandung hal yang kompleks. Kompleksitas belajar tersebut dapat dipandang dari dua subjek yaitu dari siswa dan dari guru. Dari segi siswa, belajar dialami sebgai suatu proses, yaitu siswa menghadapi proses mental dalam menghadapi bahan belajar. Bahan-bahan belajar itu bisa berupa keadaan alam, hewan,manusia, tumbuhan, dan yang telah terhimpun dalam buku-buku pelajaran. Dari segi guru, proses belajar tersebut tampak sebagai prilaku belajar tentang sesuatu hal yang dapat dimati. Belajar juga merupakan proses internal yang kompleks, yaitu menyangkut aspek kognitif, apektif, dan psikomotor.
Dalam segala kegiatan pasti mempunyai tujuan, begitu juga dengan belajar dan pembelajaran. Tujuan adalah pernyataan yang menyelaraskan hasil yang ingin dicapai atau tempat yang akan dituju. Maka tujuan belajar dan pembelajaran adalah pernyataan yang menjelaskan hasil yang ingin dicapai dalam perbuatan pembelajaran, dalam hal ini adalah menunjukkan hasil belajar yang diinginkan guru untuk dicapai siswa. Hasil mengenai apa, bergantung dari mata pelajaran apa yang diajarkan (Kardisaputra, 2000: 109).
Sejalan dengan uraian tersebut, kita dapat menarik kesimpulan bahwa tujuan belajar dan pembelajaran adalah hal yang ingin dicapai setelah proses belajar mengajar berlangsung. Tujuan ini bisa ditentukan bersama antara guru dan siswa, namun pada kenyataannya gurulah yang lebih banyak berperan.
Seiring dengan perkembangan yang berlangsung pada dunia pendidikan, seperti halnya perkembangan dan perubahan yang terjadi pada kurikulum, tujuan belajar dan pembelajaran pun mengalami perubahan pula. Dulu dikenal dengan istilah tujuan intruksional umum (TIU) dan tujuan intruksional khusuk (TIK), kemudian diganti dengan istilah tujuan pembelajaran umum (TPU) dan tujuan pembelajaran husus (TPK), kini berubah dengan istilah standar kompetensi, kompetensi dasar, dan indikator. Dalam kurikulum 2004 indikator pembelajar telah disediakan dalam kurikulum, namun dalam kurikulum tingkat satuan pendidikan, indikator ini harus dikembangkan sendiri oleh guru dari standar kompetensi dan kompetensi dasar (SKKD) yang telah ada.
C. PENDEKATAN PEMBELAJARAN
Dalam proses belajar mengajar kita mengenal istilah pendekatan mengajar, yang berarti pola atau dasar berpikir dalam melaksanakan proses belajar mengajar untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan (Undang, dkk, 1996 : 16).
Pendekatan pembelajaran merupakan kerangka dasar dalam melaksanakan pembelajaran, sehingga dari pendekatan ini kita bisa menentukan strategi dan metode yang akan digunakan dalam proses belajar mengajar.
Beberapa pendekatan pembelajaran yang akan diuraikan adalah sebagai berikut :
1. Pembelajaran Konstektual
Pembelajaran konstektual (contextual teaching and learning /CTL), merupakan system pendekatan pembelajaran yang bersifat holistic (menyeluruh), pembelajaran ini terdiri atas komponen yang saling terkait. Dalam pembelajaran ini minimal ada tiga prinsip, yaitu saling ketergantungan, dipersiasi dan pengorganisasian diri.
Pembelajaran “diatur oleh siswa sendiri dan pembelajaran kerja sama.” Tugas guru adalah menyaiapkan jenis dan bentuk tugas yang akan dikerjakan siswa, yang sesuai dengan minat, kebutuyhan, kemampuan siswa. Peran guru di sini sebagai ekspert (ahli) dan mentor. Guru sebagai ekspert karena mengusai materi dan proses pembelajaran secara professional. Dia juga mentor karena dengan pengalaman dan wawasannya yang luas mampu mengerti kebutuhan dan minat, serta kesulitan yang dihadapi siswa. (Sukmadinata, 2004, 176).
2. Pembelajaran Mencari dan Bermakna
Ausubel dan Robinson (dlm Sukmadinata, 2004: 189), mengembangkan pendekatan pembelajaran yang bertolak dari dua kontinum yang bersilangan, yaitu belajar mencari (discovery learning), belajar menerima (reception learning), belajar bermakna (meaningful learning), dan belajar menghapal (rote learning). Kedua kontinum ini dapat dilihat dalam bagan berikut.
Belajar bermakna adalah belajar belajar yang menekankan arti atau makna dari bahan atau kegiatan yang diberikan bagi kepentingan siswa. Belajar mencari adalah belajar yang menekankan aktivitas suatu proses berpikir. Belajar menerima adalah kegiatan belajar yang bersifat mengikutin jalan pikiran orang lain. Belajar menghafal adalah belajar menerima tanpa atau kurang memperhatikan arti atau makna dari sesuatu yang dipelajari.
Kuadran I adalah belajar bermakna dan mencari, Kuadran II belajar mencari dan menghafal, kuadran III beljar menghafal dan menerima, dan kuadran IV belajar Dari keempat kuadran ini, model belajar yang palin efektif adalah belajar yang menekankan makna dan mengaktifkan siswa (Mencari – Menerima).
3. Pembelajaran Berbasis Pengalaman
Pembelajaran berbasis pengalaman merupakan suatu proses belajar mengajar yang berfokus atau menekankan pengalaman siswa, baik pengalaman intelektual, emosional, sosial, maupun fisik – motorik. Pembelajaran ini ssungguhnya hanya melanjutkan dan memformalkan proses kehidupan. Pengalaman-pengalaman hidup siswa tersebut sengaja dibuat dan diciptakan sehingga menjadi terencana, lebih sistematis, disadari, diarahkan, dan terbimbing.
4. Pembelajaran Kooperatif
Pembelajaran kooperatif (kerjasama) merupakan model pembelajaran yang bertolak dari sifat dasar manusia mahluk sosial, dan diarahkan pada pada pengembangan kemampuan siswa dalam realisasi sifat dasar tersebut. Model-model dalam pembelajaran kooperatif adalah model pembelajaran peningkatn prestasi tim, pembelajaran permainan tim, dan pembelajaran keahlian tim (Sukmadinata, 2004: 204).
5. Pembelajaran Terpadu
Pembelajaran terpadu merupkan suatu model pembelajaran dengan fokus pada bahan ajaran (Sukmadinata, 2004 : 197). Bahan ajaran ini disusun secar terpadu dan dirumuskan dalam bentuk tema-tema pembelajaran. Keterpaduan bahan ajaran berbeda-beda, mulai dari hubungan terbatas, hubungan luas, sampai dengan keterpaduan penuh. Tema yang diberikan bisa satu mata pelajaran, gak luas, yaitu tema yang mencakup beberapa mata pelajaran, atau sangat luas yang mencakup semua mata pelajaran.
Melalui pendekatan pembelajaran terpadu ini diharapkan siswa akan memperoleh pengetahuan dan keterampilan secara utuh dan pembelajaran menjadi bermakna. Beermakna dalam arti siswa dapat memahami konsep-konsep yang mereka pelajari melalui pengalaman langsung dan nyata yang menghubungkan antar konsep. Siswa aktif dan terlibat dalam proses pembelajaran untuk pembutan keputusan, karena pengalaman belajar siswa menempati posisi penting.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar